^ Scroll to Top

Friday, May 9, 2008

Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW

9 ZULHIJJAH TAHUN 10 HIJRAH DI LEMBAH URANAH, GUNUNG 'ARAFAH

"Wahai manusia dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan !!! Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini . Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu pula. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti akan membuat perhitungan atas segala amalan kamu . Allah telah mengharamkan riba', oleh itu segala urusan yang melibatkan riba' hendaklah dibatalkan mulai sekarang.

Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas para isteri kamu, mereka juga mempunyai atas kamu . Sekiranya mereka menyempurnakan mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik! dan berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu ke atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini. Sembahlah Allah, dirikanlah solat lima kali sehari, berpuasalah di Bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dan harta kekayaan kamu dan kerjakanlah ibadah haji sekiranya mampu . Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak ada seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan amal soleh . Ingatlah bahawa kamu akan meng! adap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan atas segala apa yang telah kamu lakukan. Oleh itu, awasilah tindak-tanduk kamu agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku .

Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru . Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah disampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya . Itulah Al-Quran dan Sunnahku. Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku ini menyampaikannya pula kepada orang lain dan hendaklah orang yang lain itu menyampaikannya pula kepada orang lain dan begitu seterusnya. Semoga orang yang terakhir yang menerimanya lebih memahami kata-kataku ini dari mereka yang mendengar terus dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya aku telah sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu. "

Kerana Sebiji Buah Kurma




Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham
berniat ziarah ke Mesjidil Aqsa. Untuk bekal di
perjalanan, ia membeli 1kg kurma dari pedagang tua di
dekat Mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan
dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak
didekat timbangan. Menyangka kurma itu sebagian dari
yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.



Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa.
Empat Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti
biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada
sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan
berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar
percakapan dua Malaikat tentang dirinya, "Itu, Ibrahim
bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya
selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu.




"Tetapi sekarang tidak lagi. Doanya ditolak karena 4
bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari
meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,"
jawab malaikat yang satu lagi.


Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi
selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan
mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh
ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan
haknya. "Astaghfirullahal adzhim" Ibrahim
beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat
lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma.
Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah
ditelannya.



Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat
penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang
tua itu melainkan seorang anak muda , "4 bulan yang
lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang
tua. Kemana ia sekarang?" tanya Ibrahim.

"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang
meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak
muda itu.


"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu
kepada siapa saya meminta penghalalan ?" Lantas
ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak
muda itu mendengarkan penuh minat.



"Nah, begitulah" kata Ibrahim setelah bercerita,
"Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau
menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur
ku makan tanpa izinnya?"



"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan.
Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya
11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka
karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya."


"Dimana alamat saudara-saudaramu?Biar saya temui
mereka satu persatu." Setelah menerima alamat, Ibrahim
bin Adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya
selesai juga. Semua setuju menghalalkan sebutir kurma
milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim. 4 bulan
kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada dibawah kubah
Sakhra.
Tiba-tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu
terdengar lagi bercakap cakap.



"Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak
gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain."



"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia
telah mendapat halalan dari ahli waris pemilik kurma
itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali
dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih
milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."



Apabila anda mempunyai teman atau saudara yang anda
sayangi forward-lah e-mail ini.
Oleh sebab itu berhati-hatilah dgn makanan yg masuk ke
tubuh kita, sudah halal-kah? Lebih baik tinggalkan
bila ragu-ragu..."



Semoga bermanfaat.



Allahu a'lam.

Wassalam.


"Efford and trust confidently to ALLAH"

Dalaman Ka'abah dan Imej Batu Tergantung



Keluasan Neraka Yang Amat Dahsyat

Untuk dikongsi, betapa kasihnya Rasulullah kepada umatnya....
Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibrail datang
kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah
mukanya, maka ditanya oleh nabi s. a. w. "Mengapa aku melihat kau
berubah muka?"

Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh
supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang
yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu
benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia
merasa aman daripadanya."

Lalu nabi s. a. w. bersabda: "Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat
Jahannam."

Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan
selama
seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun
sehingga
putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap,
tidak
pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau
dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan
dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah
yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu
digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi
kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak,
andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur'an
itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah
bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak,
andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar
orang-orang yang di hujung timur kerana
sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi,
dan
minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan
api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada
bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan."

Nabi s. a. w. bertanya: "Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu
rumah kami?" Jawabnya: "Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya
di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000
tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda." (nota
kefahaman: iaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s. a. w.: "Siapakah penduduk masing-masing pintu?"
Jawab Jibrail: "Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan
orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa
a. s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua
tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, pintu ketiga tempat
orang shobi'in bernama Saqar.

Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi
bernama
Ladha, pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.

Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir." Kemudian Jibrail
diam
segan pada Rasulullah s. a. w. sehingga ditanya: "Mengapa tidak kau
terangkan penduduk pintu ke tujuh?" Jawabnya: "Di dalamnya
orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum
sempat bertaubat."

Maka nabi s. a. w. jatuh pengsan ketika mendengar keterangan itu,
sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s. a. w. di pangkuannya
sehingga sedar kembali dan sesudah sedar nabi saw bersabda: "Ya
Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada
seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya:
"Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu." Kemudian nabi s.
a. w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi s. a. w. masuk
ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang
kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila
sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.(dipetik dari
kitab "Peringatan Bagi Yg Lalai")

Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat
sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari
Ku. Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:

1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi
lautan
racun yang hitam pekat.
10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

Mudah-mudahan dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua.

Wallahua'lam.

Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159

" Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami
turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah
Kami
menerangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu
dilaknat
oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk."

Dari Abdullah bin 'Amr R. A, Rasulullah S. A. W bersabda:"
Sampaikanlah
pesanku biarpun satu ayat..

Dua Puluh Lima Wasiat Luqmanul Hakim

Bertepatan dengan apa yang diterangkan oleh Al Quran berhubung dengan Luqman A-Hakim, di sini para ulama telah memperincikan lagi perbicaraaan Luqman dengan anaknya menerusi satu riwayat dalam kitab Tafsir Rahul Ma'ani dan Kitab Hidayatul Mursyidin. Beliau telah diriwayatkan telah memberikan anaknya dua puluh lima wasiat iaitu :

1. Hai anakku, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam di dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakkal kepada Allah.

2. Hai anakku, janganlah engkau menelan terus sesuatu makanan kerana manisnya dan janganlah terus engkau memuntahkan sesutau barang kerana pahitnya. Kerana manis itu belum tentu mendatangkan kesegaran dan pahit itu belum tentu mendatangkan musibah.

3. Hai anakku, apabila engkau ingin mencari teman sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan perkara yang menaikkan kemarahannnya. Bila mana dalam kemarahan itu dia masih berusaha untuk menginsafkan engkau maka bolehlah engkau ambil sebagai teman dan sekiranya bukan demikian maka berhati-hatilah engkau terhadapnya

4. Perbaikilah tuturkatamu, halus budi bahasamu dan manis wajahmu, kerana engkau akan disukai orang melebihi sukanya terhadap oranglain yang pernah memberikan barang yang berharga kepadanya.

5. Hai anakku, janganlah engkau terlalu mudah ketawa kalau bukan perkara yang menggelikan, jangan engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagi diri kamu dan janganlah engkau mensia-siakan harta dunia kamu.

6. Hai anakku, ambillah harta dunia sekadar keperluanmu, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke bakul sampah, kelak diri kamu akan menjadi pengemis yang membebankan orang lain. Sebaliknya jangan engkau rangkul dunia ini dan meneguk habis airnya, kerana sesungguhnya semua yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan orang bodoh dan orang yang bermuka dua, kerana akan membahayakan diri kamu.

7. Hai anakku, apabila engkau berteman, jadikanlah dirimu orang yang tidak pernah mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarlah dia mengharapkan sesuatu daripadamu.

8. Jadikanlah dirimu dalam setiap perkara sebagai seorang yang tidak berhajatkan kepada pujian atau menagih sanjungan dari orang lain, kerana penguasaan riya' itu akan menyebabkan diri kamu beroleh kecelakaan.

9. Hai anakku, janganlah engkau cenderung kepada dunia semata-mata dan hatimu jangan disibukkan dengan urusan dunia semata-mata, kerana engkau diciptakan oleh Allah bukan untuk urusan dunia sahaja. Sesungguhnya tidak ada orang yang lebih hina melainkan orang yang terpedaya dengan dunia semata-mata.

10. Hai anakku, usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata busuk, kotor dan kasar kerana engkau akan lebih selamat apabila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar dirimu mendatangkan manfaat kepada oranglain.

11. Hai anakku, bukanlah sesuatu kebaikan namanya apabila engkau selalu mencari ilmu tetapi tidak engkau mengamalkannya. Hal itu tidak ubahnya seperti orang yang mencari kayu bakar, setelah banyak terkumpul maka dia tidak mampu memikulnya, padahal dia masih terus mengumpulkannya.

12. Janganlah engkau makan atau minum yang berlebihan kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu akan merosakkan diri dan pemikiranmu dan alangkah baiknya makanan yang lebih itu diberikan kepada anjing sahaja.

13. Barangsiapa yang penyayang, sudah tentu akan disayang, sesiapa yang suka berdiam diri sudah tentu akan selamat daripada berkata-kata tentang perkara yang mengandungi racun dan barang siapa yang tidak mampu menahan lidahnya daripada berkata kotor, sudah tentu akan menyesal.

14. Hai anakku, bergaul mesralah dengan orang alim dan berilmu. Perhatikanlah kata-kata dan nasihatnya kerana sesungguhnya akan sejuk hati kamu mendengar nasihatnya, akan hiduplah hatimu dengan cahaya hikmah dari mutiara kata alim ulama bagaikan tanah yang subur disiram air hujan.

15. Hai anakku, bila engkau mengahdapi dua pilihan, menjenguk orang mati atau menghadiri pesta perkahwinan, maka hendaklah engkau memilih menjenguk orang mati. Sebab menziarah orang mati itu akan mengingatkan kamu kepada kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta perkahwinan itu hanya akan mengingatkan kamu kesenangan dunia.

16. Makanlah makananmu bersama-sama orang yang taqwa dan musyawarahlah segala urusanmu dengan para alim ulama dengan cara memohon nasihat daripadanya.

17. Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan daripada Allah. Orang yang insaf dan sedar setelah menerima nasihat daripada oranglain, akan sentiasa menerima kemuliaan dari Allah swt.

18. Hai anakku, seandainya orang tuamu memarahimu, maka marahnya itu sebagai siraman air bagi tanam-tanaman yang kering kontang.

19. Jauhilah dirimu dari berhutang kerana sesungguhnya berhutang itu akan menjadikan dirimu hina di siang hari dan hina di malam hari.

20. Selalulah berharap kepada Allah agar menjauhkan kamu daripada sesuatu yang menyebabkan kamu menderhaka kepada-Nya. Takutlah kepada Allah dengan benar-benar takut, tentulah engkau akan terlepas dari sifat putus asa daripada rahmat Allah swt.

21. Hai anakku, engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu yang besar dan besi yang amat berat tetapi adalah lebih berat daripada itu semua apabila engkau mempunyai jiran yang jahat.

22. Hai anakku, janganlah sekali-kali engkau mengirimkan utusan melalui orang bodoh dan jahat. Maka bila tidak ada orang yang baik dan cerdik, sebaiknya engkau sendiri sahajalah yang menjadi utusan.

23. Jauhilah sejauh-jauhnya sifat dusta, sebab berrdusta itu enak sekali mengerjakannya bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja perbuatan dusta yang dilakukan, akibat dan bahayanya amat besar.

24. Hai anakku, orang yang merasa dirinya hina dan rendah di dalam beribadah dan taat kepada Allah, maka orang itu akan sentiiasa tawadhuk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan sentiasa menghindarkan dirinya daripada melakukan maksiat.

25. Hai anakku, seorang pendusta itu akan hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seseorang yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa memikirkan dan mengkhayalkan perkara-perkara yang tidak benar. Ketahuilah bahawa memindahkan batu besar yang berat dari tempat asalanya adalah lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang-orang yang tidak mahu mengerti.


 
Dear Diary Blogger Template