Saudaraku tercinta! Sesungguhnya alam semesta ini, yang besar mahupun yang kecil, semuanya menghadap kepada Allah s.w.t., bertasbih kepada-Nya, mengagungkan dan bersujud kepada-Nya.. Allah s.w.t berfirman yang maksudnya,
"Dan tidak ada satu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya". (QS. Al-Isra: 44).
Sesungguhnya seluruh makhluk yang Allah ciptakan menundukkan kepalanya, merendahkan diri kepadaNya dan mengakui keutamaanNya. Akan tetapi, di alam semesta ini ada suatu makhluk kecil yang rendah lagi hina. Diciptakan dari setitis air yang hina (mani) tiba-tiba ia menjadi penentang yang nyata. Dia berada di suatu lembah manakala alam semesta berada di lembah yang lain. Ia enggan taat, tidak mahu tunduk dan enggan bertasbih kepada-Nya, meskipun segala sesuatu yang ada di sekelilingnya tekun berzikir dan bertasbih kepada Allah s.w..t. Makhluk kecil ini ialah manusia yang melakukan maksiat kepada Allah s.w..t. Alangkah dahsyatnya kesesatan ini! Alangkah besarnya kebodohan ini! Dan alangkah rendah dan hinanya kerana ia menjadi penyakit di alam yang sempurna ini.
Berapa banyak ia dipujuk supaya bertaubat namun ia enggan untuk bertaubat. Berapa kali ia diminta untuk kembali kepada Allah s.w.t., namun dia enggan untuk kembali, malah sebaliknya ia lari dariNya. Berapa banyak diajukan kepadanya perdamaian bersama kekasihnya namun dia enggan berdamai dan mengangkat kepalanya menyombongkan diri.
Saudaraku tercinta! Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah s.w.t. berfikirlah sejenak tentang dunia ini dan kehinaannya. Berfikirlah tentang penghuni dan pencintanya. Dunia telah menyiksa mereka dengan siksa yang beraneka ragam. Memberi minum dengan minuman yang paling pahit. Membuat mereka sedikit tertawa dan banyak berlinangan air mata.
Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah s.w.t berfikirlah tentang kehidupan dan kekalnya akhirat. Ia adalah kehidupan yang sebenarnya. Ia adalah tempat kembali.. Ia adalah penghujung perjalanan.
Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah s.w.t. fikirkanlah sejenak tentang api neraka, bahan bakarnya, gemuruhnya, kedalaman jurangnya dan kedahsyatan panas apinya. Bayangkanlah betapa pedihnya siksa yang dirasakan penghuninya. Mereka di dalam air yang sangat panas dalam keadaan wajah yang tersungkur. Di dalam neraka mereka seperti kayu bakar yang menyala-nyala.
Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah s.w.t., wajib bagimu untuk berfikir tentang syurga dan apa yang telah dijanjikan oleh Allah s.w.t. kepada orang-orang yang mentaatiNya. Di dalam syurga terdapat sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, telinga belum pernah mendengarnya dan tidak pernah terlintas dalam hati dan benak manusia, berupa puncak kenikmatan dengan kelazatan yang paling tinggi dengan berbagai jenis makanan, minuman, pakaian, pemandangan, dan kesenangan-kesenangan yang tidak akan disia-siakan kecuali oleh orang-orang yang diharamkan untuk memasukinya.
Saudaraku tercinta! Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah s.w.t. ingatlah berapa lama engkau akan hidup di dunia ini? Enam puluh tahun, lapan puluh tahun. Seratus tahun, seribu tahun? Kemudian apa setelah itu? Kemudian kematian pasti akan datang. Di manakah tempat tinggal mu? Syurga-syurga yang penuh dengan kenikmatan ataukah neraka jahim?
Saudaraku tercinta! Yakinlah dengan keyakinan yang sebenar-benarnya, bahawasanya Malaikat Maut yang telah mengunjungi orang lain, sesungguhnya ia sedang menuju ke arahmu. Hanya dalam hitungan tahun, bulan, minggu, hari, bahkan hitungan minit dan saat ia akan menghampirimu. Lalu engkau hidup seorang diri di alam kubur. Tiada lagi harta, keluarga dan sahabat-sahabat tercinta. Ingatlah dan renungkanlah gelapnya kubur dan keseorangan kamu di dalamnya, sempit ruangannya, sengatan binatang-binatang berbisa, ketakutan yang mencekam dan kedahsyatan pukulan Malaikat Azab.
Saudaraku tercinta! Ingatlah hari Kiamat. Hari di mana kemuliaan hanya di tangan Allah s.w.t.. Ketika rasa takut mengisi hati. Ketika engkau berlepas diri dari anakmu, ibumu, ayahmu, isterimu, dan juga saudaramu. Ingatlah suasana kelam-kabut di saat itu. Ingatlah hari di mana neraca diletakkan dan lembaran-lembaran amal manusia beterbangan. Berapa banyak amal kebaikan di dalam bukumu? Berapa banyak ruang-ruang kosong dalam amal-amalmu? Ingatlah tatkala engkau berdiri di hadapan Al-Malikul Haqqul Mubin Zat Yang engkau lari dariNya. Zat Yang memanggilmu namun engkau berpaling dariNya. Engkau berdiri di hadapanNya dan di tanganmu lembaran catatan amal yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.
Maka lisan manakah yang engkau gunakan untuk menjawab pertanyaan Allah s.w.t. ketika Ia bertanya kepadamu tentang umurmu, masa mudamu, perbuatanmu, dan juga hartamu. Maka kaki manakah yang engkau gunakan untuk berdiri di hadapan Allah s.w.t. ? Dengan mata yang mana engkau memandangNya? Dan dengan lisan manakah engkau menjawab-Nya ketika Ia berkata kepadamu,
"Hamba-Ku, engkau menganggap remeh pengawasan-Ku padamu, Engkau anggap sebagai orang yang paling hina dari orang-orang yang memperhatikanmu. Bukankah Aku telah berbuat baik kepadamu? Bukankah Aku telah memberi nikmat kepadamu? Lalu mengapa engkau mendurhakaiKu padahal Aku telah memberi nikmat kepadamu."
Saudaraku tercinta! Tidak sanggupkah engkau bersabar mengerjakan ketaatan kepada Allah s.w.t. untuk beberapa hari yang pendek ini? Detik-detik ini begitu cepat, setelah itu engkau akan meraih kemenangan yang sangat besar dan engkau akan bersenang-linang di dalam kenikmatan yang abadi.
Saudaraku tercinta! Di sana terdapat segolongan manusia yang berkeyakinan bahawa mereka diciptakan dengan sia-sia dan dibiarkan begitu sahaja. Kehidupan mereka hanya diisi dengan senda gurau dan permainan belaka. Penglihatan mereka tertutup, telinga mereka tuli untuk mendengar petunjuk, hati mereka terbalik, mata mereka buta dan hati mereka tak berfungsi sama sekali. Engkau akan mendapati di majlis-majlis mereka segala sesuatu kecuali Al-Qur'an dan zikir kepada Allah s.w.t.
Mereka meninggalkan Allah s.w.t, padahal mereka adalah hamba-hamba-Nya yang berada di dalam genggaman-Nya. Allah s.w.t. memanggil mereka namun mereka tidak menyahut panggilan-Nya, mereka lebih mendahulukan panggilan syaitan, keinginan, dan hawa nafsu mereka. Ajaib sungguh keadaan mereka! Bagaimana mereka sanggup memenuhi ajakan syaitan dan meninggalkan seruan Allah s.w.t. . Ke manakah perginya akal mereka?!
Allah s,w,t telah berfirman, maksudnya,
"Kerana sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."
(QS. Al-Hajj:46).
Apa salah Allah s.w.t. terhadap mereka sehingga mereka sanggup mendurhakai dan tidak mentaati-Nya?! Bukankah Allah s.w.t. telah menciptakan mereka? Bukankah Dia telah memberi rezeki kepada mereka? Bukankah Dia telah mencukupi harta mereka dan menyihatkan tubuh mereka? Apakah Allah s.w.t Yang Maha Lembut dan Maha Mulia telah menipu mereka?
Apakah mereka tidak takut jikalau kematian mendatangi mereka di saat sedang bermaksiat kepada Allah s.w.t.? Sebagaimana firman-Nya, maksudnya,
"Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak disangka-sangka)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf: 99).
Hindarilah dirimu untuk menjadi sebahagian dari mereka dan jauhkanlah dirimu dari mereka. Beramallah untuk sesuatu yang engkau diciptakan , iaitu, beribadah kepada Allah s.w.t. Sesungguhnya, demi Allah, engkau diciptakan untuk sesuatu yang sangat agung. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud ,
"Tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".
(QS.Az-Zariyat:56).
Saudaraku tercinta! Wahai engkau yang sedang melakukan maksiat kepada Allah!! Kembalilah kepada Tuhanmu dan takutlah akan api neraka. Sesungguhnya di hadapanmu terbentang berbagai kesulitan. Sesungguhnya di hadapanmu terbentang dua pilihan, kehidupan penuh nikmat atau kehidupan penuh siksa. Sesungguhnya di hadapanmu terhampar kalajengking-kalajengking, ular-ular dan masalah-masalah yang sukar dan pelik. Demi Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, tawa tidak dapat memberi manafaat kepadamu. Nyanyian-nyanyian, filem-filem, dan perkara-perkara hina tidak dapat memberi manafaat kepadamu. Aneka surat khabar dan majalah tidak mampu memberi manfaat kepadamu. Isteri, anak-anak, teman dan sahabat tidak dapat memberi manfaaat kepadamu. Harta yang melimpah tidak akan memberi manafaat kepadamu. Tidak ada yang mampu memberi manafaat kepadamu kecuali kebaikan-kebaikan dan amal-amal soleh yang engkau kerjakan selama hidupmu di dunia.
Saudaraku tercinta! Demi Allah tidaklah aku menulis perkataan ini melainkan kerana kasihan aku kepadamu. Aku khuatir wajah putihmu ini berubah menjadi hitam pada hari Kiamat. Aku takut wajah bercahayamu ini akan berubah menjadi gelap. Aku gusar tubuh yang sihat itu akan diratah oleh api neraka. Maka bersegeralah, semoga Allah s.w.t. memberi taufik kepadamu, untuk membebaskan dirimu dari api neraka. Nyatakanlah ia sebagai taubat yang sebenarnya dari sekarang. Yakinlah bahawasanya selamanya engkau tidak akan menyesal melakukan itu. Bahkan sebaliknya, dengan izin Allah s.w.t., engkau akan merasakan kebahagiaan. Hindarilah keraguan atau menangguh-nangguhkannya
"Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmah kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui jalan orang yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang yang mendapat hidayah petunjuk."
(Surah an-Nahl: ayat 125)