(Surat Maryam: 16-19)
Sebagaimana yang diberitahukan dalam ayat di atas, setelah selesai satu tahap pelatihannya, Maryam menarik diri dari masyarakatnya ke wilayah bagian timur dan menghabiskan beberapa waktu hidupnya di sana. Tidak beberapa lama waktu berselang, malaikat Jibril (Gabriel) menampakkan diri pada mayam atas perintah Allah.
Maryam, yang merupakan seorang wanita yang mulia dan menjaga kehormatan, benar-benar merasa terganggu melihat seorang yang asing. Malaikat Jibril menerangkan bahwa dia adalah seorang malaikat yang diutus Allah untuk memberikan kabar bahagia tentang seorang anak laki-laki:
(Ingatlah) ketika Malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)." (Surat Ali Imran: 45)
Mendengar kabar ini, Maryam mengajukan pertanyaan tentang bagaimana mungkin ia dapat mempunyai seorang putra, padahal tidak seorang laki-laki pun yang pernah menyentuhnya:
Maryam berkata, "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh'. (Surat Maryam: 20-22)
Maryam berkata, "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, 'Jadilah' lalu jadilah dia. (Surat Ali Imran: 47)
Selama Maryam tinggal di "tempat yang jauh" yang disebutkan dalam ayat di atas, Allah mendukungnya, baik secara fisik maupun materi. Ia benar-benar berada dalam lindungan dan perawatan-Nya selama masa mengandungnya. Semua kebaikannya secara khusus dipenuhi oleh Allah. Sementara itu, dengan menempatkannya di suatu tempat yang tersembunyi, Allah telah mencegah semua kejahatan orang-orang yang sama sekali tidak memahami situasi ini yang mungkin akan menculiknya.
"Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmah kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui jalan orang yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang yang mendapat hidayah petunjuk."
(Surah an-Nahl: ayat 125)
(Surah an-Nahl: ayat 125)